Pengertianartidefinisidari.blogspot.com - Secara umum bahwa Gerakan Literasi adalah cara untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi serta kesejahteraan individu dan masyarakat termasuk siswa atau pelajar yang diinginkan. Ini bisa diartikan juga digambarkan sebagai perencanaan pemerintah dalam memperkuat penumbuhan budi pekerti mulai di sekolah sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Pelaksanaan program literasi sekolah akan mencakup SD, SMP, hingga SMA.
Tentu saja literasi dengan program pendidikan melibatkan perumusan dan implementasi tujuan utama dan inisiatif yang diambil oleh pemerintah pusat bekerjasama dengan pengajar juga orangtua, berdasarkan pertimbangan sumber daya dan penilaian lingkungan internal dan eksternal pendidikan di mana perkembangan digital terus bersaing.
Itulah mengapa para ahli mendefinisikan gerakan literasi yang baik adalah kerangka umum dalam mendorong kembali kebutuhan untuk menanamkan literasi " membaca dan menulis" di semua bidang konten sehingga semua siswa dapat membaca secara mandiri dan mahir, setidaknya, tingkat kompleksitas teks tingkat kelas mereka saat mereka lulus dari sekolah menengah.
Semua ini menyatakan bagaimana literasi harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. TANPA implementasi program literasi maka ini hanya sebatas peta jalan untuk strategi pembelajaran semata. Dalam Pedoman Pelaksanaan Gerakan Nasional Literasi Bangsa kita milihat strategi GNLB 2016-2019.
Tentu masih banyak sekali contoh dari macam-macam untuk gerakan Literasi dalam pengertian contoh yang lebih luas begitu juga di Indonesia.
Ranah GLN yang dikutip dari Panduan Gerakan Literasi Nasional Kemendikbud Tahun 2017 yaitu;
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan gerakan literasi yang aktivitasnya banyak dilakukan di sekolah dengan melibatkan siswa, pendidikan dan tenaga kependidikan, serta orang tua. GLS dilakukan dengan menampilkan praktik baik tentang literasi dan menjadikannya sebagai kebiasaan serta budaya di lingkungan sekolah. Literasi juga dapat diintegrasikan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga menjadi bagian tidak terpisahkan dari semua rangkaian kegiatan siswa dan pendidik, baik di dalam maupun di luar kelas. Pendidik dan tenaga kependidikan tentu memiliki kewajiban moral sebagai teladan dalam hal berliterasi. Agar lebih masif, program GLS melibatkan partisipasi publik, seperti pegiat literasi, orang tua, tokoh masyarakat, dan profesional.
Gerakan Literasi Keluarga bertitik tolak pada keinginan untuk meningkatkan kemampuan literasi anggota keluarga. Oleh karena itu, pemahaman literasi sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi
kebutuhan informasi, mencari, memperoleh, mengolah, dan menginformasikan kembali informasi perlu ditingkatkan di ranah keluarga.
Gerakan Literasi Masyarakat merupakan gerakan berupa kegiatan-kegiatan literasi yang dilakukan untuk masyarakat tanpa memandang usia. Sebagai poros pendidikan sepanjang hayat bagi masyarakat, program-program literasi di masyarakat bertujuan untuk menjaga agar kegiatan membangun pengetahuan dan belajar bersama di masyarakat terus berdenyut dan berkelanjutan. Gerakan Literasi Masyarakat yang sejalan dengan Gerakan Literasi Sekolah dan Gerakan Literasi Keluarga diharapkan dapat melahirkan dan menumbuhkan simpul-simpul masyarakat yang mempunyai kemampuan literasi tingkat tinggi.
Melalui Gerakan Literasi Nasional (GLN) ini diharapkan tumbuhnya budaya literasi untuk insan pembelajar. Karena literasi adalah sangat penting untuk pembangunan ekonomi serta kesejahteraan individu dan masyarakat.
Ini artinya literasi merupakan langkah yang akan membantu seseorang untuk membaca dan menulis secara efektif atau memperoleh keterampilan matematika dasar sehingga meningkatkan masa depan semua orang di masyarakat. Bukan hanya itu namun secara luar literasi dapat diartikan salah satu keterampilan terpenting dalam pertumbuhan, budaya, dan perkembangan pribadi kita. Ini bahkan lebih penting hari ini karena bagaimana ekonomi dan masyarakat kita berubah.
Singkatnya inti literasi ini memaknai dari pengembangan membaca, pengembangan keterampilan yang dimulai dengan kemampuan untuk memahami kata-kata yang diucapkan dan memecahkan kode kata-kata tertulis, dan memuncak dalam pemahaman teks yang mendalam.
Tidak ada definisi standar internasional karena literasi mencakup semua aspeknya. Memang ada banyak pemahaman yang berbeda tentang literasi, beberapa yang bahkan bertentangan. Definisi UNESCO (1978) tentang "Literasi fungsional": ‘Seseorang melek huruf secara fungsional yang dapat terlibat dalam semua kegiatan tersebut di literasi mana yang diperlukan untuk fungsi yang efektif
kelompok dan komunitasnya dan juga untuk memungkinkan dia untuk terus menggunakan membaca, menulis dan perhitungan untuk dirinya sendiri dan komunitas pengembangan. 'Oleh karena itu, dalam Artikel ini, kata "literasi" mengacu pada kontinum yang terikat konteks teks, keterampilan menulisan berhitung, diperoleh dan dikembangkan melalui proses pembelajaran dan aplikasi, di sekolah dan di pengaturan lainnya sesuai untuk remaja dan dewasa.
Orang yang melek huruf adalah orang yang dapat memahami membaca dan menulis pernyataan sederhana yang relevan dengan kehidupan sehari-harinya.
Literasi bukanlah pembacaan sederhana kata atau serangkaian simbol dan suara yang terkait, tetapi tindakan pemahaman kritis tentang situasi pria di dunia.
Literasi bukan tujuan itu sendiri tetapi sarana pembebasan dan pengembangan pribadi dan memperluas upaya pendidikan individu yang melibatkan respons antar-disiplin secara keseluruhan untuk masalah konkret.
Orang yang melek huruf adalah orang yang telah memperoleh semua pengetahuan dan keterampilan yang penting yang memungkinkannya untuk terlibat dalam semua kegiatan di mana melek huruf diperlukan untuk fungsi yang efektif dalam kelompok dan komunitasnya dan yang pencapaiannya dalam membaca, menulis dan berhitung memungkinkan untuk menggunakan keterampilan ini menuju pengembangan dirinya dan komunitasnya.
Akuisisi literasi fungsional menghasilkan pemberdayaan dan peningkatan kualitas hidup yang pasti. Ini membantu memastikan partisipasi massa dalam berbagi manfaat dari era informasi.
Terus membaca postingan website "Pengertianartidefinisidari", caranya klik link https://pengertianartidefinisidari.blogspot.com/, kemudian kunjungi pembahasan sesuai yang ingin ketahui. Anda bisa membaca bermacam-macam tulisan dari artikel kami sebagai referensi kepustakaan.
Bowman, K. and G. Woolf, (1994). Literacy and Power in the Ancient World. Cambridge.
Cope, B. and Kalantzis, M. (2000). Multiliteracies: Literacy Learning and the Designs of Social futures. London: Routledge.
Corridors of Hope II (2008). Reflect Methodology and Participatory Rural Apraisal (PRA) Tools Guide. Lusaka: Corridors of Hope.
Duffy, M, Fransman, J, and Pearce, E. (2009). Review of 16 Reflect Evaluations.
Dvv International, (2009). Adult Education and Development. International conference on financing adult education for development held on 23-24 June 2009 in Bonn, Germany.
Anonim. Pedoman Pelaksanaan Gerakan Nasional Literasi Bangsa (GNLB). https://blogduniaanakindonesia.blogspot.com/2019/02/gerakan-nasional-literasi-glnb.html
Graff, H. J. (1991). The literacy myth: cultural integration and social structure in the nineteenth century. Transaction Publishers. p. xxvi. ISBN 978-0-88738-884-2
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI). Panduan Gerakan Lierasi Nasional. http://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/wp-content/uploads/2017/08/panduan-gln.pdf
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI). Pedoman GLNB 2016–2019 - Gerakan Literasi Nasional. http://118.98.227.114/glnsite/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman-GLNB-2016-2019.pdf
KBBI Daring. Literasi. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Literasi
Lea M. McGee. Donald J. Richgels. Literacy's Beginnings: Supporting Young Readers and Writers, 6th Edition.
National Literacy Mission. Literacy Curriculum. http://www.nlm.nic.in/lit.htm
Olson D. R. and Torrance, N. (2009). The Cambridge handbook of literacy. Cambridge: Cambridge University Press.
Anonim. Pedoman Pelaksanaan Gerakan Nasional Literasi Bangsa 2016 - 2019. https://pelajarancg.blogspot.com/2019/02/pedoman-pelaksanaan-gerakan-nasional-literasi-bangsa.html
Ramsburg, D. (April, 1998). Understanding Literacy Development in Young Children. NPIN Parent News. National Parent Information Network.
Steiner, C. & Perry, P. (1997) Achieving Emotional Literacy. London: Bloomsbury.
The National Literacy Forum, October 2014. Vision for Literacy 2025. https://literacytrust.org.uk/documents/889/2016_01_01_free_other_-_Vision_for_Literacy_2025.pdf
Unseco (2006) . Literacy: the core of Education for All. http://www.unesco.org/education/GMR2006/full/chapt1_eng.pdf
Tentu saja literasi dengan program pendidikan melibatkan perumusan dan implementasi tujuan utama dan inisiatif yang diambil oleh pemerintah pusat bekerjasama dengan pengajar juga orangtua, berdasarkan pertimbangan sumber daya dan penilaian lingkungan internal dan eksternal pendidikan di mana perkembangan digital terus bersaing.
Itulah mengapa para ahli mendefinisikan gerakan literasi yang baik adalah kerangka umum dalam mendorong kembali kebutuhan untuk menanamkan literasi " membaca dan menulis" di semua bidang konten sehingga semua siswa dapat membaca secara mandiri dan mahir, setidaknya, tingkat kompleksitas teks tingkat kelas mereka saat mereka lulus dari sekolah menengah.
Semua ini menyatakan bagaimana literasi harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. TANPA implementasi program literasi maka ini hanya sebatas peta jalan untuk strategi pembelajaran semata. Dalam Pedoman Pelaksanaan Gerakan Nasional Literasi Bangsa kita milihat strategi GNLB 2016-2019.
JENIS JENIS LITERASI DALAM PEMBELAJARAN
Di dunia saat ini, ada berbagai bentuk dan jenis literasi yang dibicarakan orang di berbagai bidang di masyarakat juga pemerintah. Pada saat ini, Anda pasti sudah mendengar atau menggunakan beberapa jenis literasi ini di masyarakat. Untuk belajar mengenai ini, mari kita lihat beberapa jenis literasi yang paling banyak didiskusikan.1. Literasi Konvensional
Konvensional adalah jenis literasi yang berhubungan dengan keterampilan membaca dan menulis huruf dalam bahasa tertentu. Ini melibatkan masalah-masalah seperti mengetahui alfabet, fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan pragmatik yang mengatur keterampilan membaca dan menulis dengan cara konvensional. McGee dan Richgels (1996: 30) menggambarkan penggunaan literasi konvensional dalam hal perilaku yang dimanifestasikan oleh pembaca, "Pembaca dan penulis konvensional membaca dan menulis dengan cara yang oleh sebagian besar orang di masyarakat melek huruf kita kenal sebagai 'benar-benar' membaca dan menulis. Misalnya, mereka menggunakan berbagai strategi membaca, mengetahui ratusan kata-kata penglihatan, membaca teks yang ditulis dalam berbagai struktur, mengetahui audiens, memantau penampilan mereka sendiri sebagai penulis dan pembaca, dan mengeja secara konvensional."2. Literasi Darurat atau Emergent Literacy
Emergent Literacy adalah jenis literasi yang berhubungan dengan perilaku paling awal yang berhubungan dengan semacam literasi dalam bentuk keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dimanifestasikan sebelum tingkat literasi konvensional yang sebenarnya dicapai. Istilah ini pertama kali digunakan pada tahun 1966 oleh seorang peneliti Selandia Baru Marie Clay untuk menggambarkan perilaku yang terlihat pada anak-anak ketika mereka menggunakan buku dan bahan tulisan untuk meniru kegiatan membaca dan menulis, meskipun anak-anak tidak dapat benar-benar membaca dan menulis dalam pengertian konvensional (Ramsburg, 1998). Saat ini istilah tersebut telah berkembang dalam penggunaan. Sulzby dan Teale (1996: 728) "Melek huruf yang muncul berkaitan dengan fase perkembangan literasi yang paling awal, periode antara kelahiran dan waktu ketika anak-anak membaca dan menulis secara konvensional. Istilah emergent literacy menandakan sebuah keyakinan bahwa, dalam masyarakat yang melek huruf, anak-anak kecil bahkan yang berumur satu dan dua tahun, sedang dalam proses menjadi melek huruf".3. Literasi Awal
Suatu jenis literasi yang melihat pada waktu atau tahap seseorang belajar atau diharapkan untuk mempelajari dasar-dasar atau proses memperoleh keterampilan dasar dalam bidang tertentu seperti membaca dan menulis dalam bahasa tertentu. Ini adalah awal kritis literasi konvensional karena berkaitan dengan mengetahui keterampilan yang diharapkan dengan cara konvensional.4. Literasi Dasar
Merujuk pada jenis pengetahuan yang diharapkan diketahui oleh semua orang di bidang tertentu. Di dunia saat ini, orang mengharapkan setiap orang untuk mengetahui dasar-dasar literasi konvensional yaitu mengetahui cara membaca dan menulis. Misalnya, setiap orang diharapkan tahu cara membaca dan menulis sebagai keterampilan dasar membaca.5. Literasi Fungsional
Suatu jenis literasi yang berkaitan dengan penerapan bentuk literasi konvensional seperti membaca dan menulis dengan cukup baik untuk memahami tanda-tanda, membaca judul surat kabar, membaca label pada botol obat, membuat daftar belanja, membaca Al-Quran, menulis surat, mengisi formulir, melamar pekerjaan, mempraktikkan keterampilan bahasa secara verbal dan dalam bentuk tertulis, membaca untuk kesenangan dan menulis bertujuan. Literasi Fungsional adalah Suatu tipe atau tipe literasi yang mempersiapkan seseorang untuk terlibat dalam semua kegiatan yang tersedia dalam kelompok dan komunitasnya dan juga untuk memungkinkannya terus menggunakan membaca, menulis, dan menghitung untuk dirinya sendiri dan pengembangan masyarakat. Literasi fungsional sebagaimana kemukakan oleh para ahli berbeda digunakan untuk berbagai kegiatan di masyarakat. Menurut Gray (1956: 21) mengemukakan bahwa Literasi fungsional digunakan untuk pelatihan orang dewasa untuk "memenuhi secara mandiri tuntutan membaca dan menulis yang diberikan pada mereka". Saat ini, kata tersebut menggambarkan pendekatan-pendekatan terhadap literasi yang menekankan pada perolehan keterampilan verbal, kognitif, dan komputasi yang tepat untuk mencapai tujuan praktis dalam pengaturan budaya tertentu.6. Literacy kritis
Suatu jenis literasi yang melibatkan menafsirkan sepotong lebih dari sekadar karya seperti menentukan efek apa yang penulis coba hasilkan pada pembaca, mengapa dia melakukan upaya itu dan siapa pembaca itu sebenarnya. Menurut (Freire, 1970) Literasi Kritis melihat pengajaran keterampilan kesadaran kritis yang berkaitan dengan kemampuan individu untuk merasakan penindasan sosial, politik, dan ekonomi dan untuk mengambil tindakan terhadap unsur-unsur masyarakat yang menindas. Konsep kesadaran kritis (conscientization) yang dikembangkan oleh Paulo Freire terutama dalam buku-bukunya: Pedagogy of the Oppressed and Education for Critical Consciousness, Kirkendall (2004). Penekanannya di sini adalah kemampuan individu untuk menggunakan keterampilan membaca, menulis, dan berpikir, mendengarkan, berbicara, dan mengevaluasi untuk berinteraksi secara efektif, membangun makna, dan berkomunikasi untuk situasi kehidupan nyata. Orang yang melek huruf aktif terus-menerus berpikir, belajar, berefleksi, dan memikul tanggung jawab untuk pertumbuhan berkelanjutan dalam pengembangan literasi mereka sendiri. Literasi kritis melibatkan analisis dan kritik terhadap hubungan antara teks, bahasa, kekuasaan, kelompok sosial dan praktik sosial. Ini menunjukkan kepada kita cara memandang teks tertulis, visual, lisan, multimedia, dan kinerja untuk mempertanyakan dan menantang sikap, nilai, dan kepercayaan yang ada di balik permukaan.7. Aliterasi
Aliterasi ini merujuk pada tingkat analisis literasi konvensional yang berhubungan dengan individu yang melek huruf yang malas menerapkan keterampilan membaca dan menulis secara teratur. Dengan cara lain, orang yang buta huruf adalah dia yang tahu cara membaca dan menulis tetapi tidak dapat menerapkan keterampilan ini untuk membaca buku, artikel, koran, dan bahan tertulis lainnya.8. Literasi Profesi
Literasi Profesi adalah suatu jenis pengetahuan khusus dalam bidang atau profesi tertentu. Ini terlihat pada individu yang berspesialisasi dalam profesi tertentu seperti; Profesi medis, profesi pengajar, profesi hukum dan lainnya.9. Literasi Hukum
Literasi Hukum adalah Suatu jenis literasi yang melihat pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan terkait hukum yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan hal-hal terkait hukum. Perbedaan antara pengacara dan klien adalah kesenjangan pengetahuan di antara mereka yang dimiliki pengacara yang tidak dimiliki klien.10. Literasi Medis
Literasi Hukum merupakan suatu jenis literasi yang termasuk dalam literasi profesi. Literasi medis melihat pengetahuan, keterampilan dan kecakapan di bidang medis dan perawatan kesehatan pada khususnya.11. Literasi Keuangan
Literasi keuangan berarti suatu jenis literasi yang melihat akuntansi, audit, dan profesi apa pun yang berkaitan dengan uang atau masalah manajemen keuangan.12. Literasi Statistik
Literasi Staistik merupakan suatu jenis literasi yang melihat kemampuan untuk memahami statistik sebagaimana disajikan dalam berbagai bentuk publikasi seperti koran, televisi, dan Internet. Numerasi adalah prasyarat untuk melek secara statistik. Menjadi melek secara statistik kadang-kadang dianggap memiliki kemampuan untuk secara kritis mengevaluasi materi statistik dan untuk menghargai relevansi pendekatan berbasis statistik untuk semua aspek kehidupan secara umum.13. Literasi Film
Literasi Film adalam keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang individu untuk mempraktikkan seni dan kerajinan pembuatan film dan prosesnya. Memproses pesan yang dikemas dalam film juga merupakan bentuk literasi film.14. Literasi Mengajar
Mengajar adalah suatu bentuk literasi yang berfokus pada kemampuan individu untuk mengajar secara efektif dalam mata pelajaran tertentu. Ia memahami keterampilan mengajar dan kebutuhan yang dapat diterapkan untuk guru yang efektif.15. Literasi Tenaga Kerja
Suatu jenis literasi yang mempersiapkan seseorang untuk mengetahui apa yang terjadi di tempat kerja sebelum mereka mulai bekerja. Literasi tenaga kerja berkaitan dengan persiapan kerja pra-jabatan bagi seorang individu yang ingin berada dalam profesi tertentu.16. Literasi di tempat kerja
Suatu jenis literasi yang mendukung pekerja saat ini yang sudah bekerja terkait dengan hak-hak mereka, kondisi layanan dan keadaan buruk mereka.17. Literasi Kelangsungan Hidup
Suatu jenis literasi fungsional yang melibatkan pengajaran keterampilan bertahan hidup seperti keterampilan menghasilkan pendapatan yang memberdayakan masyarakat secara ekonomi untuk mandiri dan mandiri. Menerapkan bentuk-bentuk literasi lainnya seperti membaca untuk bertahan hidup.18. Literasi Bisnis
Literasi bisnis mencakup pengertian suatu jenis literasi yang melihat pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan berorientasi bisnis. Kegagalan untuk menjual produk yang telah dipanen, dibuat atau diakumulasikan individu adalah contoh dari buta huruf bisnis. Literasi bisnis mengacu pada kemampuan individu untuk memiliki keterampilan yang berorientasi bisnis dengan cara beradaptasi dengan lingkungan yang berorientasi perdagangan dalam memenuhi standar pasar.19. Literasi Jalanan
Suatu jenis literasi yang melihat kemampuan seseorang untuk bertahan hidup dan beradaptasi dengan kehidupan jalanan dan mempertahankan standarnya sebagai lingkungan langsung mereka untuk tujuan bertahan hidup.20. Literasi Ilmiah
Literasi ilmiah berarti suatu jenis literasi yang secara kategorik membahas pengetahuan ilmiah bagaimana disiplin ilmu pengetahuan populer.21. Literasi pertanian
Literasi pertanian adalah kemampuan individu untuk bertani, membangun dan memastikan lingkungan terkait pertanian dan mempraktikkan kompetensi aktual di lapangan. Pengetahuan tentang tanah yang mendukung pertanian yang baik dan jenis tanaman apa yang tumbuh, kapan dan di mana semua bagian dari literasi pertanian.22. Literasi Komputer
Literasi Komputer merupakan suatu jenis literasi yang melihat pengetahuan dan kemampuan individu untuk menggunakan komputer dan teknologi secara efisien. Ini termasuk tingkat kenyamanan seseorang dalam menggunakan program komputer dan aplikasi lain yang berhubungan dengan komputer. Baru-baru ini, konsep ini mencakup kemampuan individu untuk memainkan dan memanipulasi komponen komputer, perangkat lunak, merancang program komputer dan menggunakan komputer dalam berbagai cara dalam memenuhi era teknologi secara efisien.23. Literasi Teknologi
Literasi Teknologi adalah bentuk literasi ini merujuk pada kemampuan seseorang untuk menggunakan alat teknologi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, membuat, dan mengkomunikasikan informasi. Ini juga meluas ke pengetahuan yang dimiliki untuk menciptakan atau mengembangkan produk-produk terkait teknologi dalam arti luas. Ini termasuk yang melihat masalah teknologi.24. Literasi ekologi
Ekologi ini merujuk pada kemampuan seseorang untuk memahami sistem alami yang memungkinkan kehidupan di bumi. Literasi Ekologi termasuk hal-hal seperti alam (air, pohon, gelas, binatang, dan lainnya) yang mendukung kehidupan manusia.Tentu masih banyak sekali contoh dari macam-macam untuk gerakan Literasi dalam pengertian contoh yang lebih luas begitu juga di Indonesia.
GERAKAN LITERASI NASIONAL BANGSA INDONESIA
Berdasarkan Panduan Gerakan Literasi Nasional Kemendikbud Tahun 2017 mengungkapkan strategi untuk implementasi GLN mencakup Gerakan Literasi Sekolah, Gerakan Literasi Keluarga dan Gerakan Literasi Masyarakat.Ranah GLN yang dikutip dari Panduan Gerakan Literasi Nasional Kemendikbud Tahun 2017 yaitu;
1. Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan literasi sekolah adalah dilaksanakan dengan mengintegrasikannya dengan kegiatan kurikuler, kokurikuler dan ektrakurikuler. Pelaksanaannya dapat dilakukan di dalam kelas atau di luar kelas yang didukung oleh orang tua dan masyarakat.Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan gerakan literasi yang aktivitasnya banyak dilakukan di sekolah dengan melibatkan siswa, pendidikan dan tenaga kependidikan, serta orang tua. GLS dilakukan dengan menampilkan praktik baik tentang literasi dan menjadikannya sebagai kebiasaan serta budaya di lingkungan sekolah. Literasi juga dapat diintegrasikan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga menjadi bagian tidak terpisahkan dari semua rangkaian kegiatan siswa dan pendidik, baik di dalam maupun di luar kelas. Pendidik dan tenaga kependidikan tentu memiliki kewajiban moral sebagai teladan dalam hal berliterasi. Agar lebih masif, program GLS melibatkan partisipasi publik, seperti pegiat literasi, orang tua, tokoh masyarakat, dan profesional.
2. Gerakan Literasi Keluarga
Gerakan literasi keluarga adalah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan bahan bacaan keluarga, penguatan pemahaman tentang pentingnya literasi bagi keluarga, dan pelaksanaan kegiatan literasi bersama keluarga. Semua anggota keluarga bisa saling memberikan tauladan dalam melakukan literasi di dalam keluarga dengan berbagai macam variasi kegiatan.Gerakan Literasi Keluarga bertitik tolak pada keinginan untuk meningkatkan kemampuan literasi anggota keluarga. Oleh karena itu, pemahaman literasi sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi
kebutuhan informasi, mencari, memperoleh, mengolah, dan menginformasikan kembali informasi perlu ditingkatkan di ranah keluarga.
3. Gerakan Literasi Masyarakat
Gerakan literasi masyarakat adalah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan bahan bacaan yang beragam di ruang publik, penguatan fasilitator literasi masyarakat, perluasan akses terhadap sumber belajar, dan perluasan pelibatan publik dalam berbagai bentuk kegiatan literasi.Gerakan Literasi Masyarakat merupakan gerakan berupa kegiatan-kegiatan literasi yang dilakukan untuk masyarakat tanpa memandang usia. Sebagai poros pendidikan sepanjang hayat bagi masyarakat, program-program literasi di masyarakat bertujuan untuk menjaga agar kegiatan membangun pengetahuan dan belajar bersama di masyarakat terus berdenyut dan berkelanjutan. Gerakan Literasi Masyarakat yang sejalan dengan Gerakan Literasi Sekolah dan Gerakan Literasi Keluarga diharapkan dapat melahirkan dan menumbuhkan simpul-simpul masyarakat yang mempunyai kemampuan literasi tingkat tinggi.
Melalui Gerakan Literasi Nasional (GLN) ini diharapkan tumbuhnya budaya literasi untuk insan pembelajar. Karena literasi adalah sangat penting untuk pembangunan ekonomi serta kesejahteraan individu dan masyarakat.
PENGERTIAN LITERASI
Literasi adalah didefinisikan sebagai kemampuan membaca dan menulis, atau memiliki pengetahuan tentang subjek tertentu. Ketika Anda bisa membaca, ini adalah contoh literasi. Ketika Anda terbiasa dengan matematika, ini adalah contoh literasi dalam matematika.Ini artinya literasi merupakan langkah yang akan membantu seseorang untuk membaca dan menulis secara efektif atau memperoleh keterampilan matematika dasar sehingga meningkatkan masa depan semua orang di masyarakat. Bukan hanya itu namun secara luar literasi dapat diartikan salah satu keterampilan terpenting dalam pertumbuhan, budaya, dan perkembangan pribadi kita. Ini bahkan lebih penting hari ini karena bagaimana ekonomi dan masyarakat kita berubah.
Singkatnya inti literasi ini memaknai dari pengembangan membaca, pengembangan keterampilan yang dimulai dengan kemampuan untuk memahami kata-kata yang diucapkan dan memecahkan kode kata-kata tertulis, dan memuncak dalam pemahaman teks yang mendalam.
LITERASI MENURUT PARA AHLI
Banyak sekali pendapat para ahli atau pakar tentang literasi yang diungkapkan dalam pengertian secara luas maupun sempit. Diantara menurut pendapat-pendapat tersebut diantaranya.Unesco (2006)
Menurut Unesco dalam Understandings of literacy untuk sebagian besar sejarahnya kata ‘literasi’ dalam bahasa Inggris, dimaksudkan untuk ‘terbiasa dengan literatur’ atau, lebih umum, 'berpendidikan baik, terpelajar'. Hanya sejak akhir abad kesembilan belas berkembang serta untuk merujuk pada kemampuan membaca dan menulis teks, sambil mempertahankan maknanya yang lebih luas ‘Berpengetahuan luas atau berpendidikan di bidang tertentu atau bidang ’.Tidak ada definisi standar internasional karena literasi mencakup semua aspeknya. Memang ada banyak pemahaman yang berbeda tentang literasi, beberapa yang bahkan bertentangan. Definisi UNESCO (1978) tentang "Literasi fungsional": ‘Seseorang melek huruf secara fungsional yang dapat terlibat dalam semua kegiatan tersebut di literasi mana yang diperlukan untuk fungsi yang efektif
kelompok dan komunitasnya dan juga untuk memungkinkan dia untuk terus menggunakan membaca, menulis dan perhitungan untuk dirinya sendiri dan komunitas pengembangan. 'Oleh karena itu, dalam Artikel ini, kata "literasi" mengacu pada kontinum yang terikat konteks teks, keterampilan menulisan berhitung, diperoleh dan dikembangkan melalui proses pembelajaran dan aplikasi, di sekolah dan di pengaturan lainnya sesuai untuk remaja dan dewasa.
Orang yang melek huruf adalah orang yang dapat memahami membaca dan menulis pernyataan sederhana yang relevan dengan kehidupan sehari-harinya.
Literasi bukanlah pembacaan sederhana kata atau serangkaian simbol dan suara yang terkait, tetapi tindakan pemahaman kritis tentang situasi pria di dunia.
Literasi bukan tujuan itu sendiri tetapi sarana pembebasan dan pengembangan pribadi dan memperluas upaya pendidikan individu yang melibatkan respons antar-disiplin secara keseluruhan untuk masalah konkret.
Orang yang melek huruf adalah orang yang telah memperoleh semua pengetahuan dan keterampilan yang penting yang memungkinkannya untuk terlibat dalam semua kegiatan di mana melek huruf diperlukan untuk fungsi yang efektif dalam kelompok dan komunitasnya dan yang pencapaiannya dalam membaca, menulis dan berhitung memungkinkan untuk menggunakan keterampilan ini menuju pengembangan dirinya dan komunitasnya.
KBBI
Menurut KBBI Daring Kemdikbud, pengertian literasi adalah;- Kemampuan menulis dan membaca
- Pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu: contohnya komputer
- Kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017)
Menurut Kementerian Pendisikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) secara umum, literasi dapat diartikan sebagai keberaksaraan, yaitu kemampuan seseorang membaca dan menulis. Seseorang dikatakan literate apabila ia memiliki pengetahuan dalam setiap aktivitas yang menuntut fungsi literasi secara efektif dalam masyarakat. Pengetahuan yang diperoleh melalui membaca dan menulis dapat dimanfaatkan bagi diri sendiri dan kemajuan bangsa. Budaya literasi merupakan kebiasaan berpikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca-menulis yang pada akhirnya akan mengarah kepada cara berpikir kritis, cara pemecahan masalah, pengembangan ilmu pengetahuan, dan penciptaan suatu karya. Budaya literasi dapat tumbuh karena di dalam kegiatan pembelajaran siswa diajak untuk menulis apa yang ia lihat, dengar, dan pikirkan sehingga muncul ide-ide yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi bentuk literasi yang lebih tinggi.National Literacy Mission
Menurut National Literacy Mission (NLM) mendefinisikan literasi sebagai memperoleh keterampilan membaca, menulis dan berhitung dan kemampuan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari seseorang. Dengan demikian tujuan Misi Literasi Nasional melampaui pencapaian sederhana kemandirian dalam literasi dan berhitung literasi fungsional. Pencapaian literasi fungsional menyiratkan Kemandirian dalam 3 R's- Menyadari penyebab kekurangan dan bergerak ke arah perbaikan kondisi mereka dengan berpartisipasi dalam proses pembangunan
- Memperoleh keterampilan untuk meningkatkan status ekonomi dan kesejahteraan umum mereka
- Menerapkan nilai-nilai integrasi nasional, pelestarian lingkungan, kesetaraan perempuan, ketaatan terhadap norma keluarga kecil, dll.
Akuisisi literasi fungsional menghasilkan pemberdayaan dan peningkatan kualitas hidup yang pasti. Ini membantu memastikan partisipasi massa dalam berbagi manfaat dari era informasi.
Terus membaca postingan website "Pengertianartidefinisidari", caranya klik link https://pengertianartidefinisidari.blogspot.com/, kemudian kunjungi pembahasan sesuai yang ingin ketahui. Anda bisa membaca bermacam-macam tulisan dari artikel kami sebagai referensi kepustakaan.
DAFTAR PUSTAKA PENGERTIANARTIDEFINISIDARI.BLOGSPOT.COM
Barton, D. (2007). Literacy: An introduction to the ecology of the written Language. 2nd Ed. USA. Blackwell Publishing.Bowman, K. and G. Woolf, (1994). Literacy and Power in the Ancient World. Cambridge.
Cope, B. and Kalantzis, M. (2000). Multiliteracies: Literacy Learning and the Designs of Social futures. London: Routledge.
Corridors of Hope II (2008). Reflect Methodology and Participatory Rural Apraisal (PRA) Tools Guide. Lusaka: Corridors of Hope.
Duffy, M, Fransman, J, and Pearce, E. (2009). Review of 16 Reflect Evaluations.
Dvv International, (2009). Adult Education and Development. International conference on financing adult education for development held on 23-24 June 2009 in Bonn, Germany.
Anonim. Pedoman Pelaksanaan Gerakan Nasional Literasi Bangsa (GNLB). https://blogduniaanakindonesia.blogspot.com/2019/02/gerakan-nasional-literasi-glnb.html
Graff, H. J. (1991). The literacy myth: cultural integration and social structure in the nineteenth century. Transaction Publishers. p. xxvi. ISBN 978-0-88738-884-2
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI). Panduan Gerakan Lierasi Nasional. http://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/wp-content/uploads/2017/08/panduan-gln.pdf
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI). Pedoman GLNB 2016–2019 - Gerakan Literasi Nasional. http://118.98.227.114/glnsite/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman-GLNB-2016-2019.pdf
KBBI Daring. Literasi. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Literasi
Lea M. McGee. Donald J. Richgels. Literacy's Beginnings: Supporting Young Readers and Writers, 6th Edition.
National Literacy Mission. Literacy Curriculum. http://www.nlm.nic.in/lit.htm
Olson D. R. and Torrance, N. (2009). The Cambridge handbook of literacy. Cambridge: Cambridge University Press.
Anonim. Pedoman Pelaksanaan Gerakan Nasional Literasi Bangsa 2016 - 2019. https://pelajarancg.blogspot.com/2019/02/pedoman-pelaksanaan-gerakan-nasional-literasi-bangsa.html
Ramsburg, D. (April, 1998). Understanding Literacy Development in Young Children. NPIN Parent News. National Parent Information Network.
Steiner, C. & Perry, P. (1997) Achieving Emotional Literacy. London: Bloomsbury.
The National Literacy Forum, October 2014. Vision for Literacy 2025. https://literacytrust.org.uk/documents/889/2016_01_01_free_other_-_Vision_for_Literacy_2025.pdf
Unseco (2006) . Literacy: the core of Education for All. http://www.unesco.org/education/GMR2006/full/chapt1_eng.pdf
Post a Comment for "PENGERTIAN GERAKAN LITERASI, JENIS & CONTOH LITERASI SEKOLAH"