Majas (Gaya Bahasa)

Kata kunci: majas, gaya bahasa, linguistik, sastra
Kata kunci: majas, gaya bahasa, linguistik, sastra. (pixel/pixel)


Pengertianartidefinisidari.blogspot.com - Majas atau gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Majas umumnya digunakan dalam penulisan karya sastra, termasuk di dalamnya puisi dan prosa. Majas sendiri adalah sebuah seni tulis atau lisan persuasif yang pertama kali dikembangkan di era Yunani kuno. Jika kita membubuhkan seni ini ke dalam tulisan kita, maka kita bisa bermain dengan kata-kata. Tujuannya sederhana, memperkaya pemilihan kata dan bahasa dalam karya. Artinya sendiri bisa berbeda tergantung pada konteks penggunaannya. Secara umum, majas dibagi ke dalam empat kategori, yakni majas perbandingan, majas pertentangan, majas perulangan dan majas pertautan.

Baca juga DIKSI DAN GAYA BAHASA

Majas merupakan salah satu unsur yang menarik dalam sebuah bacaan. Pengarang memiliki gaya yang berbeda-beda dalam menuangkan setiap ide tulisannya. Setiap tulisan yang dihasilkan nantinya mempunyai gaya yang dipengaruhi oleh penulisnya, sehingga dapat dikatakan, watak seorang penulis sangat mempengaruhi sebuah karya yang dihasilkannya. Hal ini relevan dengan pendapat Keraf yang mengatakan: Majas atau Gaya bahasa dapat dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda, yakni dari segi non bahasa dan dari segi bahasa. Dari segi nonbahasa, gaya dapat dikategorikan berdasarkan pengarang, waktu, media, permasalahan, tempat, tujuan, dan sasaran, sementara itu dari segi bahasa gaya bahasa dikategorikan berdasarkan pilihan kata, pilihan nada, struktur kalimat, dan penyampaian kalimat (2009:115).


Menurut Keraf (2006: 113) pengertianartidefinisidari gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Kata style itu sendiri berasal dari kata Latin stilus yang berarti semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Majas atau Gaya bahasa adalah cara pengungkapan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa kepribadian penulis atau pemakai bahasa. Sama halnya dengan Keraf, dalam memberikan pengertian terhadap gaya bahasa. Dalam kaitannya dengan gaya bahasa terdapat istilah-istilah lain yang mungkin muncul, di antaranya: seni bahasa, estetika bahasa, kualitas bahasa, ragam bahasa, gejala bahasa, dan rasa bahasa. Dua istilah pertama memiliki penertian yang hampir sama yaitu bahasa dalam kaitannya dengan ciri-ciri keindahan sehingga identik dengan gaya bahasa itu sendiri. Kualitas bahasa berkaitan dengan nilai penggunaan bahasa secara umum, termasuk ilmu pengetahuan. Ragam bahasa adalah genre (jenis sastra). Gejala bahasa dalam pengertian sempit menyangkut perubahan (penghilangan, pertukaran) dalam sebuah kata, sedangkan dalam pengertian luas menyangkut berbagai bentuk perubahan bahasa baik lisan maupun tulis, majas termasuk dalam gejala bahasa yang paling khas.


Rasa bahasa adalah perasaan yang timbul sesudah mendengarkan, menggunakan suatu ragam bahasa tertentu. (Ratna, 2009: 4). Majas memiliki tujuan utama yaitu memunculkan aspek keindahan. Dalam karya sastra gaya bahasa memegang peranan penting, karena merupakan unsur pokok yang digunakan untuk mencapai berbagai bentuk keindahan. Dalam hubungannya dengan gaya bahasa, karya sastra sebagai salah satu genre hasil peradaban manusia dan merupakan hasil aktivitas pengarang, maka menggunakan bahasa sebagai media utama. Jadi gaya bahasa yang dimaksudkan pada suatu karya sastra berkaitan erat dengan tujuan dan pribadi pengarang.


Aminuddin (1995: 4) memberi penjelasan bahwa gaya bahasa atau style merupakan teknik serta bentuk gaya bahasa seseorang dalam memaparkan gagasan sesuai dengan ide dan norma yang digunakan sebagai mana ciri pribadi pemakainya. Pengertian gaya bahasa tersebut dikemukakan pada wawasan retorika klasik. Jadi, gaya bahasa pada masa retorika klasik dipandang sebagai sejenis ornamen atau perhiasan lahir atau yang di dalam tradisi Jawa disebut basa rinengga atau pemakaian bahasa yang dihias sehingga kelihatan indah. Akan tetapi, pada komunikasi modern, style bukan hanya dihubungkan dengan penggunaan bahasa yang indah, akan tetapi juga memberikan kesadaran bahwa hal yang menarik dari penggunaan bahasa dalam peristiwa komunikasi adalah aspek bentuk yang diembannya.


Pengertian gaya menurut (Enkvist dalam Aminuddin, 1995: 6) yaitu (a) gaya sebagai bungkus yang membungkus inti pemikiran atau pernyataan yang telah ada sebelumnya, (b) gaya sebagai pilihan antara berbagai pernyataan yang mungkin, (c) gaya sebagai kumpulan ciri pribadi, (d) gaya sebagai bentuk penyimpangan norma atau kaidah, (e) gaya sebagai kumpulan ciri kolektif, dan (f) gaya sebagai bentuk hubungan antara satuan bahasa yang dinyatakan teks yang terlebih dahulu dari pada sebuah ayat atau kalimat.


Kridalaksana (2001: 63) memberikan pengertian gaya bahasa atau style adalah (1) pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis; (2) pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu; (3) keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra. Menurut Pradopo (1997: 137) gaya bahasa adalah cara penggunaan bahasa yang khusus untuk mendapatkan efek-efek tertentu dalam suatu karya sastra, sedangkan menurut Sudjiman (1993: 50) gaya bahasa atau majas adalah peristiwa pemakaian kata yang melewati batas-batas maknanya yang lazim atau menyimpang dari arti harfiahnya. Style (gaya bahasa), adalah cara pengucapan bahasa dalam prosa, atau bagaimana seseorang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan (Abrams dalam Nurgiantoro, 1995: 276).


Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dihasilkan dari pendayagunaan struktur kalimat. Gaya bahasa yang dihasilkan bersifat nyata berbeda dengan gaya bahasa berdasarkan penyampaian makna yang sifatnya abstrak atau konotasi. Keraf berpendapat: Struktur kalimat adalah bagaimana sebuah kalimat menjadi tempat sebuah unsur kalimat yang dipentingkan dalam kalimat tersebut. Misalnya antitesis, repetisi, klimaks, antiklimaks, dan paralelisme. Sementara itu, gaya bahasa berdasarkan penyampaian makna disebut figure of speech yaitu penyimpangan bahasa secara emotif dari bahasa biasa dalam ejaan, pembentukan kata, konstruksi, untuk memperoleh kejelasan, penekanan, hiasan, humor, dan efek-efek tertentu (2009: 129).

Baca juga MAJAS PERBANDINGAN, MAJAS PERTENTANGAN, MAJAS PERULANGAN, MAJAS PERTAUTAN

Style ditandai oleh ciri-ciri formal kebahasaan seperti pemilihan kata, struktur kalimat, bentuk-bentuk bahasa figuratif, penggunaan kohesi dan lain-lain. Gaya bahasa dapat ditinjau dari bermacam-macam sudut pandang. Pandangan terhadap gaya bahasa dapat dibedakan dari jenisnya dibagi menjadi dua segi yakni segi non bahasa dan segi bahasa. Guna melihat gaya secara luas, maka pembagian berdasarkan masalah non bahasa tetap diperlukan, namun gaya bahasa dilihat dari aspek kebahasaan lebih diperlukan.***

--------------------------------------------------------------------------

Penulis : Pengelola blog pengertianartidefinisidari.blogspot.com

Kata kunci: majas, gaya bahasa, linguistik, sastra

Post a Comment for "Majas (Gaya Bahasa)"