PERAN PELAKU EKONOMI DALAM KEGIATAN EKONOMI

Mapel Ekonomi Kelas 10 BAB 3 Peran Pelaku Ekonomi dalam Kegiatan Ekonomi. Kegiatan Ekonomi Produksi pengertianartidefinisidari.blogspot.com, Pengertian Produksi. Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin jasa.

Baca: 10 PRINSIP EKONOMI MENURUT GREGORY MANKIW
https://pengertianartidefinisidari.blogspot.com/

Faktor-faktor Produksi dalam Kegiatan Ekonomi?

Faktor-faktor yang memengaruhi Produksi adalah sebagai berikut:
  • Faktor Produksi Alam (Sumber Daya Alam) yaitu faktor produksi yang dapat diambil langsung dari alam untuk dimanfaatkan manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan. Contoh: tanah, air, pasir, batu, tumbuh-tumbuhan, hewan, sinar matahari, iklim, tenaga alam, barang tambang, dan lain-lain.
  • Faktor Produksi Tenaga Kerja (Sumber Daya Manusia) yaitu segala kegiatan manusia (baik fisik maupun psikis) yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menciptakan atau menambah nilai guna barang atau jasa. Faktor produksi tenaga kerja (sumber daya manusia, disingkat SDM) memegang peranan penting dalam proses produksi. Tanpa SDM, sumber daya alam (SDA) yang melimpah tidak akan ada gunanya.



Macam-macam Pelaku Kegiatan Ekonomi?

Berdasarkan kemampuannya SDM dapat dibedakan menjadi tiga macam, adalah sebagai berikut:
  • Tenaga kerja terdidik (skilled labout) adalah tenaga kenja yang memerlukan pendidikan khusus sehingga memilih keahlian tertentu. Contoh: dokter, dosen, guru, insinyur, akuntan, pengacara, dan lain-lain.
  • Tenaga kerja terlatih (trained labou) adalah tenaga kerja yang memerlukan latihan dan pengalaman kerja yang mencukupi sebelum melakukan pekerjaannya. Contoh: sopir, montir mobil, penjahit pakaian, juru masak, dan lain-lain.
  • Tenaga kerja yang tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak memiliki pendidikan, pengalaman, maupun pelatihan khusus. Contoh: buruh bangunan, tukang parkir, kuli pelabuhan, dan pembantu rumah tangga.



Berdasarkan sifatnya, tenaga kerja dapat dibedakan menjadi tenaga kerja jasmani dan tenaga kerja rohani. Dengan penjelasan sebagai berikut:
  • Tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan tenaga kerja fisik dalam melakukan proses produksi. Contoh: tukang kayu, buruh bangunan, kuli pelabuhan, dan lain-lain.
  • Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kemampuan berpikir dalam melakukan proses produksi. Contoh: akuntan dan pengacara.



Faktor Produksi Modal

pengertianartidefinisidari Modal adalah suatu hasil kerja manusia yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang lain.Yaitu segala benda atau alat buatan manusia yang dapat digunakan untuk memperlancar proses produksi dalam menghasilkan barang atau jasa. Contoh: uang, mesin-mesin produksi, dan lain-lain.


Faktor produksi modal dapat dikelompokkan menjadi modal konkret dan modal abstrak. Dengan penjelasan modal Konkret atau Nyata Modal konkret atau nyata adalah modal yang telah digunakan dalam proses produksi. Contoh: bangunan pabrik, mesin pemintal, traktor, dan sebagainya.


Menurut bentuknya Faktor produksi modal dapat dikelompokkan menjadi:
  1. Modal uang adalah modal yang berbentuk daya beli dari sejumlah uang, yang nantinya dapat digunakan untuk membentuk modal barang. Contohnya: uang kas dan simpanan di bank.
  2. Modal barang adalah modal yang berbentuk barang atau selain uang, yang digunakan untuk memperlancar proses produksi. Contohnya: bajak/traktor untuk mengolah tanah.



Menurut sifatnya Faktor produksi modal dapat dikelompokkan menjadi:
  1. Modal tetap (Fixed Capital) adalah modal yang sifatnya tetap atau tahan lama dalam proses produksi/dapat digunakan berkali-kali dalam proses produksi. Contohnya: lahan pertanian, gedung, mesin-mesin, mobil, komputer, lemari arsip, sepeda motor, dan mesin ketik.
  2. Modal lancar (Variable Capital) adalah modal yang sifatnya tidak tahan lama atau habis sekali pakai dalam proses produksi. Contohnya: bahan baku (misalnya: kayu dalam proses produksi lemari pakaian), bahan mentah, bahan bakar, alat tulis kantor, pupuk urea, dan lain-lain.



Menurut sumbernya Faktor produksi modal dapat dikelompokkan menjadi:
  1. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari si pemilik sendiri. Contohnya: uang kas dan mobil.
  2. Modal utang/pinjaman adalah modal yang berasal dari pinjaman pihak lain. Contohnya: utang dari bank atau lembaga keuangan lainnya.



Menurut tujuannya produksi modal dapat dikelompokkan menjadi:
  1. Modal individu adalah modal yang bertujuan untuk memberikan keuntungan bagi si pemilik modal. Contohnya: simpanan di bank, tanah yang disewakan, dan saham pada perusahaan.
  2. Modal publik adalah modal yang bertujuan untuk memberikan keuntungan bagi masyarakat luas atau publik. Contohnya: gedung sekolah, rumah sakit, dan sebagainya.



Menurut risikonya modal dapat dikelompokkan menjadi:
  1. Modal sendiri adalah barang-barang modal yang dimiliki dan menanggung risiko penuh jika perusahaan jatuh pailit.
  2. Modal asing yaitu modal pinjaman yang risikonya ringan, jika perusahaan jatuh pailit, karena dipertanggung jawabkan oleh beberapa orang pendiri perusahaan. Semua modal yang diperoleh dari pinjaman digolongkan sebagai modal asing.
  3. Modal Abstrak. Modal abstrak adalah barang modal yang masih merupakan persediaan dan belum akan segera digunakan dalam proses produksi. Contohnya: persediaan kulit untuk perusahaan sepatu, persediaan karet untuk perusahaan ban, dan lain-lain.



Faktor Produksi Kewirausahaan atau Enterpreneurship

Faktor produksi kewirausahaan adalah kemampuan intelektual seorang pengusaha untuk mengelola atau menyatukan ketiga faktor produksi (alam, tenaga kerja, dan modal) di atas dalam suatu proses produksi. Seseorang disebut pengusaha yang memiliki jiwa wirausaha jika ia mampu merencanakan (planning), menggerakkan (actuating), mengorganisasi (organizing), mengkoordinir (coordinating) , dan mengawasi (controlling) kegiatan produksi dengan baik.


Tiga macam kemampuan (skill) yang harus ada pada faktor produksi kewirausahaan adalah:
  1. Keahlian mengatur (managerial skill) adalah kemampuan cara kerja yang lebih efisien dan lebih produktif, serta kemampuan mengadakan inovasi (penemuan barang baru).
  2. Keahlian bidang teknis ekonomis (technological skill) adalah kemampuan mengombinasikan faktor-faktor produksi sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih etektif dan efisien.
  3. Keahilan mengorganisasi (organizing skill) adalah kemampuan mengorganisasi berbagai usaha, baik dalam perusahaan maupun dalam lembaga masyarakat.



Menurut Mc. Clelland, agar perusahaan dapat berhasil, seorang wirausahawan harus mempunyai sifat-sifat, antara lain selalu mencari peluang, ulet, memegang janji, berani mengambil risiko, selalu berorientasi pada kualitas dan efisiensi, mampu membuat perencanaan dan pengawasan yang efektif, mampu menentukan tujuan, mampu mencari informasi, mampu meyakinkan dan mengatur, percaya diri.

Baca: RANGKUMAN TENTANG PERAN PELAKU EKONOMI DALAM KEGIATAN EKONOMI

Teori Perilaku Produsen

Teori Perilaku Produsen adalah teori yang menjelaskan tentang bagaimana tingkah laku produsen dalam menghasilkan produk yang selalu berupaya untuk mencapai efesiensi dalam kegiatan produksinya. Produsen berusaha untuk menghasilkan produksi seoptimal mungkin dengan mengantur penggunaan faktor produksi yang paling efisien.


Produksi adalah setiap kegiatan yang dapat meningkatkan nilai guna suatu barang. Dimana bentuk kegiatannya meliputi:
  1. From Changing activitie, yaitu kegiatan mengubah bentuk dari suatu barang.
  2. Transportation, yaitu kegiatan memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain.
  3. Storage, yaitu kegiatan menyimpan suatu barang yang akan digunakan di masa yang akan datang.
  4. Merchandishing, yaitu kegiatan memperdagangkan suatu barang agar sampai ke tangan konsumen yang membutuhkan.
  5. Personal service, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang orang lain mengakui keberadaannya.



Biaya Produksi

  • Biaya dalam pengertian Produksi ialah semua “beban” yang harus ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan suatu produksi.
  • Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan oleh perusahaan tersebut.



Dua jenis biaya produksi:
  1. Biaya eksplisit adalah pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan.
  2. Biaya implisit adalah perkiraan pengeluaran (biaya) atas faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.



Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
  1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi.
  2. Bahan-bahan pembantu atau penolong.
  3. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
  4. Penyusutan peralatan produksi.
  5. Uang modal, sewa.
  6. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi.
  7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan.
  8. Pajak.



Macam-Macam Biaya Produksi

1. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/FC)

Biaya Tetap Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan tidak berproduksi yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total. Penurunan rumus tersebut, adalah:
  • TC = FC + VC
  • FC = TC – VC


Keterangan pengertianartidefinisidari.blogspot.com:
  • TC = Biaya total (Total Cost)
  • FC = Biaya tetap (Fixed Cost)
  • VC = Biaya Variabel (Variable Cost)



2. Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost/VC)

Biaya Variabel Total adalah biaya yang dikeluarkan apabila berproduksi dan besar kecilnya tergantung pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi. Biaya variabel rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu: VC = TC – FC


3. Biaya Total (Total Cost/TC)

Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: TC = FC + VC


4. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost/AFC)

Biaya Tetap Rata-Rata adalah hasil bagi antara biaya tetap total dan jumlah barang yang dihasilkan. Rumus : AFC = FC/Q

Keterangan pengertianartidefinisidari.blogspot.com:
  • FC = Biaya Tetap Total
  • Q = Kuantitas



5. Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variabel Cost/AVC)

Biaya variabel rata-rata adalah biaya variable satuan unit produksi. Rumusnya: AVC = VC/Q

Keterangan pengertianartidefinisidari.blogspot.com:
  • FC = Biaya Tetap Total
  • Q = Kuantitas



6. Biaya Total Rata-Rata (Average Cost/AC)

Average Cost adalah biaya total rata-rata yang dapat dihitung dari Total Cost dibagi banyaknya jumlah barang tertentu (Q). Nilainya dihitung menggunakan rumus di bawah ini:
  • AC= TC /Q atau (VC+FC)/Q
  • AC= AVC + AFC



7. Biaya Marginal (Marginal Cost/MC)

Biaya Marginal adalah tambahan biaya yang disebabkan karena tambahan satu unit produksi. Biaya marginal diperoleh dari selisih Total Cost dan selisih kuantitas dari barang yang diproduksi. Sehingga dapat dirumuskan: MC = dTC/dQ Atau MC = TCn – TCn-1


8. Biaya Pabrikasi

  • Biaya Langsung : Biaya yang langsung dalam proses produksi suatu barang, bahan baku, dll.
  • Biaya Tidak Langsung : Biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi



9. Biaya Non-pabrikasi

  • Biaya Pemasaran yaitu biaya yang diperlukan untuk memperoleh pesanan dan menyediakan produk bagi pelanggan.
  • Biaya Administrasi yaitu biaya yang dibutuhkan untuk mengelola organisasi dan menyediakan dukungan bagi karyawan Departemen.
  • Common Cost (Biaya bersama) yaitu biaya yang berasal dari penggunaan fasilitas atau jasa oleh dua departemen atau lebih.
  • Joint Cost (Biaya Gabungan) yaitu biaya yang terjadi dalam proses produksi yang menghasilkan dua atau lebih produk jadi.



Penerimaan

Penerimaan (Revenue) adalah total pendapatan yang diterima oleh produsen berupa uang yang diperoleh dari hasil penjualan barang yang diproduksi.


Beberapa konsep penerimaan adalah sebagai berikut


Penerimaan Total atau Total Revenue (TR)


TR adalah penerimaan seluruhnya yang diterima oleh produsen dari hasil penjualan. Secara matematis dapat diumuskan sebagai berikut: TR = P × Q


Penerimaan Rata-Rata atau Average Revenue (AR)


AR adalah penerimaan produsen per unit barang yang dijualnya. Secara matematis dapat diumuskan sebagai berikut: AR = TR / Q


Penerimaan Marjinal (MR)

MR adalah kenaikan penerimaan total yang disebabkan oleh tambahan penjualan sebesar 1 unit. Secara matematis dapat diumuskan sebagai berikut: MR = TR/Q


Laba Maksimum

Dalam memproduksi suatu produk kadang Produsen akan selalu memilih produksi dimana bias memperoleh keuntungan yang paling besar (maksimum). Bila telah mencapai posisi ini, produsen dikatakan telah berada di posisi ekuilibrium. Dikatakan posisi ekuilibrium karena pada posisi ini tidak ada kecenderungan baginya untuk mengubah tingkat harga dan produksi, sebab jika dilakukan perubahan pada salah satu komponen tersebut maka total keuntungan justru menurun. Untuk mengetahui produk yang mencapai posisi ekuilibrium atau labamaksimum dapat dilakukan dengan cara :
  1. Pendekatan total penerimaan (TR) dan total biaya (TC), dicariselisihantara TR dan TC yang paling besar.
  2. Dengan pendekatan hasil penerimaan marginal (MR) danbiaya marginal (MC) dimana MR = MC (penerimaan marginal sama dengan biaya marginal)



Terdapat tiga pendekatan perhitungan laba maksimum (Rahardja, Manurung) yaitu :
  1. Pendekatan Totalitas (totality approach). Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) danbiaya total (TC). Jika harga jual per unit output (P) danjumlah unit output yang terjual (Q), maka TR = P.Q. Biaya total adalah jumlah biaya tetap (FC) ditambah biaya variable per unit(v) dikali biaya variable per unit, sehingga: π = P.Q – (FC + v.Q)


    Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum (maximum selling). Sebab semakin besar penjualan makin besar laba yang diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung berapa unit output yang harus diproduksi untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya output tadi dibandingkan dengan potensi permintaan efektif.
  2. Pendekatan Rata-rata (average approach). Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P) kemudian laba total dihitung darilaba per unit dikali dengan jumlah output yang terjual. π = (P - AC).Q


    Dari persamaan ini, perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit output (P) lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC). Perusahaan akan mencapai angka impas bila P samadengan AC.


    Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC, perusahaan tidak mau memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit usaha harus menjual sebanyak-banyaknya (maximum selling) agar laba (π) makin besar.
  3. Pendekatan Marginal (marginal approach). Perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan biaya marginal (MC) dan pendapatan marginal (MR). Laba maksimum akan tercapai pada saat MR = MC.


    π = TR – TC


    Laba maksimum tercapai bila turunan pertama fungsi π(δ π /δQ) sama dengan nol dan nilainya sama dengan nilai turunan pertama TR (δTR/δQ atau MR) dikurangi nilai turunan pertama TC (δTC/δQatau MC). Sehingga MR – MC = 0. Dengan demikian, perusahaan akan memperoleh laba maksimum bila ia berproduksi pada tingkat output di mana MR = MC.



Demikianlah artikel Mapel Ekonomi Kelas 10 BAB 3 Peran Pelaku Ekonomi dalam Kegiatan Ekonomi dengan rangkuman lengkap dari pembahasan pengertianartidefinisidari.blogspot.com, semoga bermanfaat!

Post a Comment for "PERAN PELAKU EKONOMI DALAM KEGIATAN EKONOMI"