JUST IN TIME (JIT)

Just in time inventory artinya salah satu jenis dalam operasional produksi yang cukup kompleks dalam mengelola inventaris


Pengertianartidefinisidari.blogspot.com - Populernya istilah just in time (JIT) berasal dari kesuksesan perusahaan Toyota Motor Company. JIT adalah serangkaian prinsip, alat, dan teknik yang memungkinkan perusahaan memproduksi dan mengirim produk dalam kuantitas kecil, dengan lead time yang singkat, untuk memenuhi keinginan pelanggan yang spesifik. Secara sederhana dapat dikatakan JIT menyediakan barang yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam jumlah yang tepat. (Liker, 2004 : 28).


Keberhasilan perusahaan TMC dalam penerapan prinsip JIT telah mendorong perusahaan-perusahaan lain khususnya di Jepang untuk mengadopsi prinsip tersebut. Salah seorang teknisi bernama Taichi Ohno sangat berhasil meminimalkan beberapa kegiatan pemborosan dalam perusahaan industri khususnya manufaktur. Dengan konsep yang telah dikembangkan mampu membuat kegiatan produksi berjalan pada waktu yang tepat, jenis yang tepat, dan dalam jumlah yang tepat. Keberhasilan dirinya menerapkan prinsip just in time dalam Toyota Production System mendapat pengakuan dari TMC (Toyota Manufacturing Corporation) dan selanjutnya dikenal sebagai just in time based manufacturing system. Konsep JIT ini mengharuskan persediaan, inventory atau stock yang minim dalam aliran proses produksi dan mendorong tiap proses berjalan dengan prosedur yang benar dari mulai awal proses agar dapat lebih mudah dalam melakukan kontrol terhadap beberapa masalah yang mungkin terjadi.

PENGERTIAN ARTI DEFINISI DARI JUST IN TIME (J.I.T)

Istilah “Just In Time” Jika diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia adalah Tepat Waktu, Jadi Sistem Produksi Just In Time atau JIT ini dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Sistem Produksi Tepat Waktu. Tepat Waktu disini berarti semua Persediaan atau inventori bahan baku yang akan diolah menjadi barang jadi harus tiba tepat waktunya dengan jumlah & jenis yang tepat juga. Semua barang jadi juga harus siap diproduksi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh pelanggan pada waktu yang tepat pula. Dengan demikian Stock Level atau tingkat persedian bahan baku, bahan pendukung, komponen, bahan semi jadi (WIP atau Work In Progress) dan juga barang jadi akan dijaga pada tingkat atau jumlah yang paling minimum. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan Cash Flow dan menghindari biaya-biaya yang akan terjadi akibat kelebihan bahan baku dan barang jadi.


KELEBIHAN SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (J.I.T)

Banyak kelebihan yang dapat dinikmati dalam menerapkan sistem produksi Just In Time, diantaranya sebagai berikut :
  1. Tingkat Persediaan atau Stock Level yang rendah sehingga menghemat tempat penyimpanan dan biaya-biaya terkait seperti biaya sewa tempat dan biaya asuransi.
  2. Bahan-bahan produksi hanya diperoleh saat diperlukan saja sehingga hanya memerlukan modal kerja yang rendah.
  3. Dengan Tingkat persedian (inventory) yang rendah, kemungkinan terjadinya pemborosan akibat produk yang ketinggalan zaman, lewat kadaluarsa dan rusak atau usang akan menjadi semakin rendah.
  4. Menghindari penumpukan produk jadi yang tidak terjual akibat perubahan mendadak dalam permintaan.
  5. Memerlukan penekanan pada kualitas bahan-bahan produksi yang dipasok oleh Supplier (Pemasok) sehingga dapat mengurangi waktu pemeriksaan dan pengerjaan ulang.



JUST IN TIME (J.I.T) PADA PRINSIP TOYOTA PRODUCTION SYSTEM

Toyota Production System atau yang biasa dikenal dengan sebutan TPS adalah pendekatan unik dari Toyota dalam berproduksi. Hal ini merupakan dasar dari berbagai gerakan “lean production” yang telah mendominasi tren dalam berproduksi (sejalan dengan Six Sigma) selama kurang lebih 10 tahun belakangan ini. TPS adalah contoh yang paling sistematis dan yang telah berkembang sedemikian jauh dari apa yang dapat diraih oleh prinsip-prinsip Toyota Way.


Prinsip-prinsip Toyota Way diorganisasikan dalam empat kategori: 1) Filosofi jangka panjang, 2) Proses yang tepat akan memproduksi hasil yang tepat (dengan menggunakan banyak alat-alat TPS), 3) Menambah nilai pada organisasi dengan mengembangkan orang, dan 4) Secara terus-menerus memecahkan akar permasalahan yang mendorong pembelajaran organisasi. Secara ringkas 14 prinsip Toyota Way adalah sebagai berikut (Liker, 2004):


Bagian I: Filosofi Jangka Panjang
Prinsip 1. Ambil keputusan manajerial Anda berdasarkan filosofi jangka panjang, meskipun mengorbankan sasaran keuangan jangka pendek.

  1. Miliki misi filosofis yang menggantikan pengambilan keputusan jangka pendek. Bekerja, tumbuh dan selaraskan seluruh organisasi untuk mencapai sasaran bersama yang lebih besar dari sekedar menghasilkan uang. Pahami tempat Anda dalam sejarah perusahaan, dan bekerja untuk membawa perusahaan ke tingkat yang lebih tinggi. Misi filosofis Anda merupakan dasar bagi semua prinsip-prinsip lainnya.
  2. Ciptakan nilai bagi pelanggan, masyarakat, dan perekonomian ini adalah titik awal Anda. Evaluasi kemampuan setiap fungsi dalam perusahaan untuk meraih hal ini.
  3. Bertanggungjawablah. Usahakan memutuskan nasib Anda sendiri. Bertindak secara mandiri dan percaya pada kemampuan Anda sendiri. Terima tanggung jawab atas tindakan Anda dan pelihara dan tingkatkan ketrampilan yang memungkinkan Anda menambah nilai.



Bagian II: Proses yang Benar akan Memberikan Hasil yang Benar
Prinsip 2: Ciptakan proses yang mengalir secara berkesinambungan untuk mengangkat permasalahan ke permukaan.

  1. Desain ulang proses kerja agar mengalir secara berkesinambungan dan memberi nilai tambah yang tinggi. Usahakan untuk menghilangkan waktu kosong (idle) dalam setiap proses kerja atau menunggu seseorang untuk mengerjakannya.
  2. Ciptakan aliran untuk menggerakkan material dan informasi dengan cepat serta mengaitkan proses dan orang agar menjadi satu kesatuan sehingga masalah dapat segera diangkat ke permukaan.
  3. Buat proses yang mengalir menjadi kenyataan sebagai bagian budaya organisasi Anda. Ini adalah kunci untuk peningkatan berkesinambungan yang sebenar-benarnya dan untuk pengembangan karyawan.



Prinsip 3. Gunakan sistem ‘tarik’ untuk menghindari produksi berlebih.

  1. Beri pelanggan pada proses berikutnya dalam proses produksi dengan apa yang mereka inginkan, pada saat yang mereka inginkan, dan dalam jumlah yang mereka inginkan. Pengisian kembali material yang dipicu oleh pemakaian adalah prinsip dasar just in time.
  2. Minimalkan barang dalam proses (WIP) Anda dan gudang persediaan dengan menyimpan sejumlah kecil dari masing-masing produk dan dengan sering mengisi ulang berdasarkan apa yang benar-benar diambil oleh pelanggan.
  3. Tanggap terhadap pergeseran permintaan pelanggan dari hari ke hari daripada bergantung pada skedul komputer dan sistem untuk menelusuri persediaan yang mubazir.



Prinsip 4. Ratakan beban kerja (heijunka). (Bekerjalah seperti kura-kura dan tidak seperti kelinci.)

  1. Menghilangkan pemborosan hanya merupakan sepertiga dari persamaan untuk membuat lean berhasil. Menghilangkan kelebihan beban dari orang dan peralatan dan menghilangkan ketidakrataan dalam jadwal produksi juga sama pentingnya-tapi hal ini biasanya tidak dipahami oleh perusahaan-perusahaan yang berusaha untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip lean.
  2. Bekerja untuk meratakan beban kerja dari semua proses manufaktur dan jasa sebagai cara alternatif dari pendekatan berhenti/jalan dalam mengerjakan proyek dalam batch yang umumnya masih terjadi di sebagian besar perusahaan.



Prinsip 5. Bangun budaya berhenti untuk memperbaiki masalah dan untuk memperoleh kualitas yang baik sejak awal.

  1. Kualitas bagi pelanggan menentukan value proposition Anda.
  2. Gunakan semua metode modern yang ada untuk penjaminan kualitas.
  3. Bangun kemampuan untuk mendeteksi masalah dan untuk menghentikan dirinya sendiri ke dalam peralatan Anda. Kembangkan sistem visual untuk mengingatkan tim atau pemimpin tim bahwa ada mesin atau proses yang memerlukan bantuan. Jidoka (mesin dengan intelegensi manusia) merupakan fondasi dalam ‘membangun’ kualitas.
  4. Bangun sistem pendukung dalam organisasi Anda untuk menyelesaikan masalah dengan cepat dan melaksanakan penanggulangannya.
  5. Bangun ke dalam budaya Anda-filosofi untuk menghentikan atau memperlambat untuk memperoleh kualitas yang benar sejak awal dalam rangka meningkatkan produktivitas dalam jangka panjang.



Prinsip 6: Standar kerja merupakan fondasi dari peningkatan berkesinambungan dan pemberdayaan karyawan.

  1. Gunakan metode berulang yang stabil di manapun untuk mempertahankan kesamaan, keteraturan waktu, dan keteraturan hasil proses Anda. Ini merupakan fondasi proses mengalir dan sistem tarik.
  2. Tangkap pembelajaran mengenai suatu proses yang terakumulasi hingga titik tertentu dengan menstandadisasikan praktik terbaik saat ini.
  3. Perbolehkan ekspresi dan kreativitas individual untuk meningkatkan standar tersebut, kemudian masukkan hal tersebut ke dalam standar baru sehingga ketika seseorang pindah, Anda dapat menyerahkan pembelajaran ke orang yang berikutnya.



Prinsip 7. Gunakan pengendalian visual agar tidak ada masalah tersembunyi.

  1. Gunakan indikator visual yang sederhana untuk membantu orang menentukan dengan segera apakah mereka masih berada dalam standar atau sudah menyimpang dari standar tersebut.
  2. Hindari penggunaan layar komputer jika hal itu mengalihkan perhatian pekerja dari tempat kerjanya.
  3. Rancang sistem visual yang sederhana di tempat di mana pekerjaan dilakukan, untuk mendukung proses mengalir dan sistem tarik.
  4. Kurangi laporan Anda hingga menjadi satu lembar kertas jika memungkinkan, sekalipun untuk keputusan finansial Anda yang paling penting.



Prinsip 8. Gunakan hanya teknologi handal yang sudah benar-benar teruji untuk membantu orang-orang dan proses Anda.

  1. Gunakan teknologi untuk membantu orang, bukan untuk menggantikan orang. Sering kali yang terbaik adalah memperbaiki suatu proses secara manual sebelum menambahkan teknologi untuk mendukung proses.
  2. Teknologi baru sering kali tidak dapat diandalkan dan sulit distandarisasi dan oleh karena itu membahayakan ‘proses mengalir’. Sebuah proses yang telah terbukti pada umumnya harus diutamakan dari teknologi baru yang belum diuji.
  3. Lakukan tes yang sebenarnya sebelum mengadopsi teknologi baru ke dalam proses bisnis, sistem manufaktur, atau produk.
  4. Tolak atau modifikasi teknologi yang bertentangan dengan budaya Anda atau yang mungkin mengganggu stabilitas, keandalan, dan prediktabilitas.
  5. Meskipun demikian, dorong orang-orang Anda untuk mempertimbangkan teknologi baru ketika mencari pendekatan baru dalam pekerjaan mereka.
  6. Implementasikan dengan cepat teknologi yang telah benar-benar dipertimbangkan jika telah dibuktikan melalui percobaan dan dapat meningkatkan aliran dalam proses Anda.



Bagian III: Menambah Nilai untuk Organisasi dengan Mengembangkan Orang dan Mitra Kerja Anda
Prinsip 9. Kembangkan pemimpin yang benar-benar memahami pekerjaannya, menjiwai filosofi, dan mengajarkannya kepada orang lain.

  1. Kembangkan pemimpin dari dalam organisasi, dan bukan membeli mereka dari luar organisasi.
  2. Jangan memandang pekerjaan seorang pemimpin hanya sekedar meyelesaikan tugas dan memiliki ketrampilan mengelola orang. Pemimpin harus menjadi panutan dalam filosofi perusahaan dan cara melakukan bisnis.
  3. Seorang pemimpin yang baik harus memahami pekerjaan sehari-hari secara rinci sehingga dia dapat menjadi guru terbaik untuk filosofi perusahaan Anda.



Prinsip 10. Kembangkan orang dan kelompok yang memiliki kemampuan istimewa, yang menganut filosofi perusahaan Anda.

  1. Ciptakan budaya yang kuat dan stabil di mana nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan perusahaan dianut dan dijiwai selama periode bertahun-tahun.
  2. Latih individu dan kelompok yang memiliki kemampuan istimewa untuk bekerja sesuai dengan filosofi perusahaan, untuk mencapai hasil yang luar biasa. Bekerja dengan sangat keras untuk menanamkan budaya secara terus-menerus.
  3. Gunakan tim lintas-fungsi untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas serta meningkatkan aliran proses dengan menyelesaikan masalah teknis yang sulit. Pemberdayaan muncul ketika orang menggunakan alat-alat untuk meningkatkan perusahaan.
  4. Upayakan terus-menerus untuk mengajarkan individu bagaimana bekerjasama sebagai kelompok untuk mencapai sasaran bersama. Kerjasama kelompok merupakan sesuatu yang harus dipelajari.



Prinsip 11. Hormati jaringan mitra dan pemasok Anda dengan memberi tantangan dan membantu mereka melakukan peningkatan.

  1. Hormati mitra dan pemasok Anda dan perlakukan mereka seakan-akan perpanjangan dari bisnis Anda.
  2. Beri tantangan pada mitra bisnis Anda agar tumbuh dan berkembang. Hal ini menunjukkan bahwa Anda menghargai mereka. Tetapkan target yang menantang dan bantulah mitra Anda mencapainya.



Bagian IV: Menyelesaikan Akar Permasalahan Secara Terus-menerus Untuk Mendorong Pembelajaran Organisasi
Prinsip 12. Pergi dan lihat sendiri untuk memahami situasi sebenarnya (genchi genbutsu).

  1. Selesaikan masalah dan tingkatkan proses dengan datang ke sumber permasalahan dan secara pribadi mengamati dan memverifikasi data dan bukan hanya berteori berdasarkan apa yang dikatakan orang lain atau yang ditunjukkan di layar komputer.
  2. Berpikirlah dan berbicaralah berdasarkan data yang telah Anda verifikasi sendiri.
  3. Bahkan para manajer dan eksekutif tingkat tinggi harus pergi dan melihat sendiri masalah yang ada, sehingga mereka akan memiliki lebih dari sekedar pemahaman yang dangkal terhadap situasi.



Prinsip 13. Buat keputusan secara perlahan-lahan melalui konsensus, pertimbangkan semua pilihan dengan seksama; kemudian implementasikan keputusan itu dengan sangat cepat.

  1. Jangan mengambil satu arah tunggal saja dan menjalankan yang satu itu saja sebelum Anda mempertimbangkan seluruh alternatif dengan seksama. Setelah Anda memilih, jalankan dengan cepat tapi hati-hati.
  2. Nemawashi adalah proses untuk membahas masalah dan potensi solusinya dengan semua pihak yang terkena dampak oleh masalah tersebut, untuk mengumpulkan ide-ide dari mereka, dan untuk mendapatkan persetujuan mengenai langkah mana yang perlu diambil. Proses konsensus ini, meskipun menghabiskan banyak waktu, membantu memperluas pencarian solusi, dan ketika keputusan telah diambil, kondisi telah siap untuk di implementasikan dengan cepat.


Baca juga APA ITU METODE KAIZEN COSTING & JIT (JUST IN TIME)

Prinsip 14. Menjadi suatu organisasi pembelajar melalui refleksi diri tanpa kompromi (hansei) dan peningkatan berkesinambungan (kaizen).

  1. Setelah Anda mendapatkan proses yang stabil, gunakan alat-alat peningkatan berkesinambungan untuk mencari akar penyebab inefisiensi dan terapkan cara penanggulangan dengan efektif.
  2. Rancang proses yang hampir tidak memerlukan persediaan. Hal ini akan membuat waktu dan sumber daya yang disia-siakan menjadi kelihatan jelas bagi semua orang. Ketika pemborosan terlihat, biarkan karyawan menggunakan proses peningkatan berkesinambungan (kaizen) untuk menghilangkannya.
  3. Lindungi pengetahuan dasar organisasi dengan mengembangkan personil yang tetap, promosi secara perlahan, dan sistem suksesi yang sangat hati-hati.
  4. Gunakan hansei (refleksi diri) pada tahap-tahap penting dan setelah Anda menyelesaikan suatu proyek untuk secara terbuka mengidentifikasikan semua kelemahan dari proyek itu. Kembangkan jalan keluar untuk menghindari kesalahan yang sama.
  5. Belajar dengan menstandardisasikan praktik-praktik terbaik, dan bukan menemukan ulang hal yang sama dengan setiap proyek baru dan setiap manajer baru.


KESIMPULAN

Dimungkinkan untuk menggunakan beragam alat-alat TPS termasuk JIT dan mengikuti hanya beberapa prinsip Toyota Way. Hasilnya akan berupa lompatan jangka pendek pada pengukuran kinerja yang tidak akan bertahan lama. Di lain pihak, suatu organisasi yang benar-benar mempraktikkan seluruh prinsip Toyota Way akan mengikuti TPS dan berada dalam perjalanan untuk menuju keunggulan kompetitif yang bertahan lama.


Keberhasilan perusahaan TMC dalam penerapan prinsip JIT telah mendorong perusahaan-perusahaan lain khususnya di Jepang untuk mengadopsi prinsip tersebut. Salah seorang teknisi bernama Taichi Ohno sangat berhasil meminimalkan beberapa kegiatan pemborosan dalam perusahaan industri khususnya manufaktur. Dengan konsep yang telah dikembangkan mampu membuat kegiatan produksi berjalan pada waktu yang tepat, jenis yang tepat, dan dalam jumlah yang tepat. Keberhasilan dirinya menerapkan prinsip just in time dalam Toyota Production System mendapat pengakuan dari TMC (Toyota Manufacturing Corporation) dan selanjutnya dikenal sebagai just in time based manufacturing system. Konsep JIT ini mengharuskan persediaan, inventory atau stock yang minim dalam aliran proses produksi dan mendorong tiap proses berjalan dengan prosedur yang benar dari mulai awal proses agar dapat lebih mudah. Dalam melakukan kontrol terhadap beberapa masalah yang mungkin terjadi Just in time inventory artinya salah satu jenis dalam operasional produksi yang cukup kompleks dalam pengelolaan inventaris, sementara Lean bukan berarti meniru alat-alat yang digunakan Toyota dalam suatu proses manufaktur tertentu. Lean berarti mengembangkan prinsip-prinsip yang tepat bagi organisasi dan secara sungguh-sungguh mempraktikkannya untuk mencapai kinerja yang tinggi untuk terus menambah nilai bagi pelanggan dan masyarakat. Hal ini tentu saja berarti menjadi prinsip-prinsip Toyota merupakan suatu titik awal yang baik.

Post a Comment for "JUST IN TIME (JIT)"