BRATA PENYEPIAN DAN NGEMBAK GNI

pengertianartidefinisidari: Brata Penyepian dan Ngembak Gni dalam upacara kegiatan sambut hari raya Sepi atau Nyepi Umat Hindu di Bali.


Pulau Bali dihuni oleh sebagian besar penduduknya beragama Hindu yang memiliki kekhasan tersendiri. Kehidupan orang Bali dengan kebudayaan yang dijiwai oleh Agama Hindu, lebih-lebih menitik beratkan pada keharmonisan hidup dilandasi ajaran filsafat sosial "Menyama braya" sebagai pengejawatan ajaran Tat Twam Asi.


Penerapan ajaran tersebut terpolakan dalam kehidupan sehari-hari melalui ikatan terkecil keluarga (mrajan), khayangan Tiga/Desa Desa samai kayangan jagat.


Harmonisasi hubungan manusia dengan dirinya sendiri (Bhuana alit) atau dengan orang lain (Pawongan) diwujudkan dengan melaksanakan Brata penyepian. Dengan brata penyepian tidak ada interaksi antara individu dengan individu sehingga dapat mengurangi komplik. Untuk itulah umat Hindu pada Hari Raya Nyepi melaksanakan Catur Brata Penyepian. Dalam pengertian Catur Brata Penyepian adalah terbagi menjadi empat jenis bratha yang wajib dilaksanakan oleh umat hindu antara lain:
  1. Amati Geni berarti tiada berapi-api;
  2. Amati karya berarti tiada bekerja /menghentikan kerja;
  3. Amati Lelungan berarti tidak bepergian;
  4. Amati Lelanguan artinya tidak melampiaskan /indrya.

https://pengertianartidefinisidari.blogspot.com/
Gambar kartu ucapan selamat hari raya nyepi untuk pengertian brata penyepian ngambak gni 2020

Apa itu Brata penyepian dalam pengertianartidefinisidari.blogspot.com bahwa sambutan pada Hari Raya Nyepi melaksanakan Catur Brata Penyepian semacam ini sesungguhnya mengandung arti sebagai janji terhadap diri sendiri untuk dapat mengenal sang diri yang lebih mendalam lagi, sehingga kita selalu berada dalam keseimbangan. Kalau diperhatikan secara mendalam maknanya berupa mengendalaikan hawa nafsu atau tidak mengobarkan api hawa nafsu yang ada pada diri sendiri. Pengendalian diri tersebut ada 10 (sepuluh) yang disebut dengan karmapatha, sesuai dengan apa yang tersurat dan tersirat dalam Sarasamuscaya 73 sebagai berikut:
"Hana karmaphatha ngaranya, khrtaning indrya, sepuluh kewehnya, ulekena, kramanya : prawrtiyaning kaya, telu pinda sepuluh, prawertyaning, wak, manah kangeta"

Artinya:

Adalah karmapatha namanya, yaitu Pengendalian hawa nafsu, sepuluh banyaknya yang patut dilaksanakan gerak pikiran tiga (3) banyaknya, ucapan/perkataan empat (4) jumlahnya, gerak tindakan/laksana tiga (3) banyaknya, Jadi sepuluh (10) jumlahnya perbuatan yang timbul dari gerakan badan, perkataan dan pikiran, itulah yang patut dilaksanakan.



Berfikir yang bersih dan suci antara lain tidak menginginkan sesuatu yang tidak halal, Tidak berfikir buruk terhadap makhluk lain, Percaya akan ajaran karmaphala. Berkata dengan baik, sopan, jujur dan benar, serta yang perlu dihindari yakni berkata jahat, menyakitkan, kotor (ujar ahala), berkata keras, menghardik, kasar (ujar apergas), memfitnah (ujar pisuna), berbohong (ujar pisuna). Perbuatan yang diharapkan yakni jujur, baik dan benar, tidak menyiksa dan membunuh (amati-mati), tidak mencuri/curang (mangahala hala) serta tidak berbuat zina (si paradara). Kayika, wacika dan manacika hendaknya jangan dilakukan, baik itu dalam bercanda, darurat maupun dilanda kemalangan.


Di samping mengendalikan diri, menghayati dan menjalankan apa yang disebut dengan mulat sarira, akan tercipta serta terjaga ketentraman lahir dan batin mulai dari lingkungan keluarga sampai masyarakat pada umumnya. Dengan tahu menyadari dari sendiri, atau mulat sarira merupakan salah satu modal yang kekal abadi tanpa melihat kesalahan-kesalahan orang lain. Sangat mustahil kita dapat mewujudkan ketenangan, bila setiap saat ingin mengoreksi orang lain semata-mata tanpa memperhatikan pribadi kita terlebih dahulu.


Jadi itulah tulisan tentang upacara Brata Penyepian, Ngambak Gni menjelang atau menyambut hari raya Nyepi sebagai sambutan Tahun Baru Saka bersama pengertianartidefinisidari.blogspot.com, akhir kata penulis pengertianartidefinisidari mengucapkan selamat hari suci Nyepi 2020 dan Selamat menyambut tahun baru Saka 1942 untuk umat Hindu yang merayakan!, semoga keselamatan juga kesehatan selalu menyertai Masyarakat Indonesia terutama menghadapi pandemi global Virus Corona (Covid-19)!!